Definisi Media Belajar Daring
Belajar Daring - Dalam melakukan suatu proses pembelajaran diperlukan media pembelajaran yang menunjang untuk dilakukannya suatu kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) agar rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru/ pengajar dapat tercapai dengan baik.
Pada artikel ini, Admin akan membahas mengenai definisi atau pengertian dari media belajar atau media pembelajaran (baik itu media belajar konvesional maupun media belajar daring) dalam sebuah tinjauan pustaka.
Definisi Media Belajar
Media pembelajaran merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran sehingga, dapat membantu pendidik/ guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Menurut Arsyad (2014) media pembelajaran memiliki pengertian "alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas".
Sedangkan menurut Gagne & Briggs (dalam Arsyad, 2016) yang digunakan dalam pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antar lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Selain itu menurut Hikmah (dalam Purwanti et al, 2020) mengemukakan bahwa "media pembelajaran power point dapat menarik minat belajar siswa sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga ketika hasil belajar siswa memuaskan maka media pembelajaran yang berupa power point efektif digunakan oleh guru ketika pembelajaran jarak jauh".
Berdasarkan pendapat di atas Admin dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang membantu siswa atau peserta didik supaya terjadi proses pembelajaran yang berupa audio atau pun visual baik itu buku, power point, Komputer, film, video, gambar dan lain sebagainya yang berguna untuk mendukung suatu proses pembelajaran.
Definisi Media Belajar Daring
Dalam pembelajaran konvensional, alat atau media pembelajaran dapat berupa orang, makhluk hidup, benda-benda, dan segala sesuatu yang dapat digunakan guru/ pengajar sebagai perantara untuk menyajikan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa atau peserta didik.
Hal tersebut tentu tidak berbeda jauh dengan pembelajaran daring, hanya saja karena interaksi antara pengajar dan peserta didik di pembelajaran daring dibatasi oleh jarak, maka diperlukan alat pembelajaran tambahan, sebagai media pembantu agar penyelenggaraan pembelajaran dapat berjalan lebih efisien dan efektif.
Ghirardini (Adhe, 2018) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran daring dapat berjalan sangat efektif, karena didalamnya sarat akan adanya respon umpan balik, sebab pembelajar mampu mengkolaborasikan kegiatan belajar formal denganaktivitas belajarnya secara mandiri.
Personalisasi model pembelajaran ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga semua peserta dapat menerima kualitas yang sama dari instruksi pengajar.
Dalam menentukan pola pembelajaran daring antara pengajar dan peserta didik, Ghirardini (Adhe, 2018) memetakan 2 (dua) pendekatan umum, yaitu: self paced dan fasilitated / instructor-led.
Pendekatan self paced, memberikan otoritas penuh kepada peserta didik dalam menggunakan daring sendiri dan benar-benar dilakukan secara independen, sedangkan pendekatan fasilitated/instructor led difasilitasi dan dipimpin oleh seorang instruktur daring yang sekaligus menyediakan berbagai tingkat dukungan dari tutor dan instruktur dan kolaborasi antar peserta didik.
Ghirardini (Adhe, 2018) melanjutkan, pendekatan daring dapat pula dilakukan dengan menggabungkan berbagai jenis komponen daring, seperti daring content & interaktif e-lesson.
Daring content (sumber belajar sederhana) adalah sumber belajar non interaktif seperti dokumen, Power Point presentasi, video atau file audio.
Material belajar tersebut hanya dapat dimanfaatkan peserta didik dengan cara dibaca atau ditonton tanpa perlu melakukan tindakan lain.
Sumber daya seperti ini adalah modal dasar yang cukup untuk dikembangkan.
Karena jika pengemasannya menarik dan cocok di mata peserta didik, maka tujuan belajar daring yang dirancang dapat tercapai sekalipun mereka tidak memberikan interaktivitas apapun.
Sedangkan interaktif e-lesson adalah pola pendekatan self paced daring pelatihan berbasis web yang paling umum digunakan.
Didalamnya terdiri dari satu set interactive e- lessons yang mencakup teks, grafik, animasi, audio, video dan interaktivitas dalam bentuk pertanyaan dan umpan balik.
E-lesson dapat pula mencakup rekomendasi link bacaan atau sumber belajar online lain yang sarat akan informasi tambahan seputar topik tertentu.
Berikutnya, menurut Kemendikbud, pembelajaran daring atau yang umum dikenal dengan istilah E-learning, memiliki 6 (enam) prinsip utama yaitu sebagai berikut:
- Learning is open (belajar adalah terbuka).
- Learning is social (belajar adalah sosial).
- Learning is personal (belajar adalah personal).
- Learning is augmented (belajar adalah terbantukan).
- Learning is multi represented (belajar adalah multi representasi/ multi perspektif).
- Learning is mobile (belajar adalah bergerak).
Dari keenam prinsip tersebut di atas, maka diperlukan alat atau media pembelajaran daring yang dapat memenuhi kesemua aspek.
Beberapa media belajar daring yang dapat digunakan sebagai penghubung antara pengajar dan pembelajar adalah Portal LMS, Layanan Google Classroom, Media live streaming seperti Zoom atau Google Hangout, dan aplikasi chat group seperti WhatsApp dan Telegram.
Pada dasarnya, setiap media pembelajaran atau media belajar daring tersebut ada memiliki kelebihan dan kelemahan juga.
Aplikasi Belajar Daring
Proses belajar secara online atau biasa disebut daring (dalam jaringan) dilakukan melalui berbagai aplikasi yang dapat menunjang proses pembelajaran diantaranya WhatsApp dan Google Classrom.
2 (Dua) aplikasi ini tidak memiliki batas akses sehingga memungkinkan proses belajar bisa dilakukan dengan rentang waktu yang lebih panjang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Menurut Saminem (2021) WhatsApp merupakan "aplikasi pesan berbasis catatan buat Smart Phone dengan basic Black Berry Messenger dan sangat akrab dengan kehidupan manusia dewasa ini, tanpa kecuali bagi peserta didik dan orang tua atau wali murid".
Sedangkan pengertian Google Classroom menurut Saminem (2021) Google Classroom merupakan "aplikasi yang membolehkan guru membuat kelas secara daring atau online".
Itulah 2 (dua) aplikasi yang sering digunakan dalam proses belajar daring oleh guru atau pengajar terhadap peserta didik atau siswanya.
Demikianlah ulasan yang dapat Admin bagikan mengenai Definisi Media Belajar Daring menurut para ahli, semoga dapat bermanfaat.
Terima Kasih.
Selamat Belajar Daring.
Posting Komentar untuk "Definisi Media Belajar Daring"