Mengenal Literasi, Mitos atau Fakta?
Belajar Daring - Mengenal Literasi, Mitos atau Fakta? Merupakan judul dari tulisan kali ini.
Di kesempatan yang baik ini Admin akan membagikan informasi tentang Mengenal Literasi, Mitos atau Fakta? untuk Anda semua.
Literasi sering disalahartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis saja.
Padahal, literasi memiliki makna yang jauh lebih luas.
Literasi adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif dan bertanggung jawab dalam berbagai konteks.
Literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami informasi dengan baik.
Literasi bukan hanya tentang membaca buku, tetapi juga tentang kemampuan untuk:
- Mencari informasi: Literasi memungkinkan kita untuk mencari informasi dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, internet, dan media lainnya.
- Memahami informasi: Literasi memungkinkan kita untuk memahami informasi yang kita baca atau dengar dengan baik.
- Menilai informasi: Literasi memungkinkan kita untuk menilai kredibilitas informasi dan membedakan antara fakta dan opini.
- Menggunakan informasi: Literasi memungkinkan kita untuk menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan berkomunikasi dengan orang lain.
Literasi adalah kemampuan dasar yang penting untuk dimiliki oleh semua orang. Literasi dapat membantu kita untuk:
Sukses di sekolah: Literasi adalah salah satu faktor kunci yang menentukan kesuksesan di sekolah.
Siswa yang memiliki kemampuan literasi yang baik lebih likely untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi dan menyelesaikan pendidikan mereka.
Mendapatkan pekerjaan: Literasi adalah salah satu keterampilan yang paling dicari oleh pemberi kerja.
Orang yang memiliki kemampuan literasi yang baik lebih likely untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
Memahami dunia di sekitar kita: Literasi memungkinkan kita untuk memahami dunia di sekitar kita dengan lebih baik.
Literasi memungkinkan kita untuk membaca berita, memahami undang-undang, dan terlibat dalam masyarakat.
Menjadi warga negara yang baik: Literasi memungkinkan kita untuk menjadi warga negara yang lebih baik.
Literasi memungkinkan kita untuk mempelajari tentang hak dan tanggung jawab kita, dan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Mitos atau Fakta?
Ibu dan Bapak, selama ini banyak satuan pendidikan telah melakukan program literasi.
Namun tidak semua program tersebut efektif untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa.
Mengapa?
Karena program tersebut merujuk kepada pemahaman yang salah atau mitos.
Apa saja ya mitos atau fakta seputar literasi yang beredar di masyarakat?
Berikut adalah beberapa mitos dan faktanya yang paling umum:
Mitos: Belajar membaca adalah proses alami.
Fakta: Belajar membaca bukan proses alami.
Kemampuan membaca tidak terbentuk dengan sendirinya.
Dibutuhkan intervensi melalui pengajaran membaca secara sistematis dan terencana untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa, dari membaca dengan fasih, hingga memahami bacaan dan membaca kritis.
Mitos: Siswa yang bisa membaca dengan lancar pasti mampu memahami apa yang dia baca.
Fakta: Siswa lancar membaca bukan berarti ia memahami bacaan.
Memahami bacaan terdapat dua tingkatan yaitu literal dan inferensial.
Pemahaman literal berkaitan dengan kemampuan siswa untuk menemukan informasi eksplisit di dalam teks sedangkan pemahaman inferensial menuntut siswa untuk menggunakan pengetahuan latar, membuat inferensi, dan berpikir kritis tentang teks yang dibaca.
Mitos: Faktor paling penting yang menentukan kemampuan siswa membaca adalah lingkungan rumah.
Fakta: Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Namun lingkungan kelas atau sekolah juga memegang peranan penting untuk menumbuhkan keterampilan membaca siswa.
Mitos: Program membaca di sekolah bisa menggunakan buku apa saja.
Fakta: Pemilihan buku yang ramah cerna, dan sesuai kemampuan membaca siswa (buku berjenjang) menentukan keberhasilan program membaca.
Buku-buku yang mengandung inklusivitas, anti perundungan, toleransi, juga perlu digunakan untuk mengembangkan karakter mereka.
Mitos: Membaca buku berjenjang dan ramah cerna (atau yang kesulitan kosakatanya meningkat secara bertahap) akan membuat siswa merasa bosan.
Fakta: Buku berjenjang dan ramah cerna sangat bermanfaat bagi siswa yang memerlukan latihan memahami bacaan.
Siswa akan gembira membaca apabila buku yang disediakan sesuai dengan kemampuan membacanya.
Guru dan pendidik juga perlu menggunakan buku bacaan selain buku teks pelajaran untuk mendukung pembelajaran di kelas.
Mitos: Membaca adalah tanggung jawab guru Bahasa Indonesia.
Fakta: Pada dasarnya semua guru adalah guru membaca karena semua mata pelajaran menggunakan teks dalam berbagai bentuk.
Teks tidak hanya tersedia dalam bentuk teks tulis.
Konsep teks multimoda mengacu pada berbagai jenis teks.
Semua guru mata pelajaran perlu tahu berbagai strategi memahami bacaan dan bagaimana melatihkannya kepada siswa.
Mitos: Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis.
Fakta: Literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis.
Literasi juga mencakup keterampilan membaca, menulis, menyimak, berbicara, memirsa, mempresentasikan, dan menampilkan.
Literasi terkait dengan kemampuan siswa untuk berpikir tentang teks multimoda sehingga ia dapat menggunakan informasi dan makna teks tersebut dalam kehidupannya.
Mitos: Guru/ orang tua tidak perlu menjadi model pembaca yang baik bagi anak karena hal ini tidak memengaruhi kemampuan membaca siswa.
Fakta: Guru juga penting menjadi contoh dan teladan dalam aktivitas membaca.
Guru dan orang tua dapat menjadi model bagi proses berpikir memahami, menganalisis, atau mengkritisi teks dan figur teladan dalam kegiatan membaca yang menyenangkan.
Keteladanan ini dapat ditampilkan guru/ orang tua dalam proses diskusi tentang teks.
Guru dan orang tua dapat pula menunjukkan contoh teks yang menarik minat siswa.
Mitos: Guru harus menggunakan buku pelajaran yang dikeluarkan oleh pemerintah saja.
Fakta: Selain buku pelajaran, guru perlu menggunakan dari berbagai sumber yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Mitos: Semua siswa dapat diajari metode membaca yang sama.
Fakta: Guru perlu mengenali karakteristik tiap siswa.
Tiap siswa memiliki kekuatan, kekurangan, dan kebutuhan masing-masing.
Dengan demikian guru perlu memberikan layanan yang berbeda sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Pembelajaran seperti ini disebut dengan pembelajaran terdiferensiasi.
Mitos: Guru/ orang tua tidak perlu menggunakan berbagai strategi agar siswa menyukai buku bacaan.
Fakta: Guru/ orang tua perlu menggunakan berbagai strategi agar siswa tertarik membaca dan membaca sesering mungkin.
Hal ini akan meningkatkan stamina membaca siswa dan meningkatkan kemampuan literasi mereka.
Mitos: Guru tidak perlu melakukan asesmen kemampuan membaca siswa secara berkala.
Fakta: Asesmen kemampuan membaca perlu dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi kesulitan membaca siswa.
Informasi tentang kebutuhan siswa dibutuhkan guru untuk menentukan jenis pendampingan yang perlu dilakukan agar agar efektif dan tepat sasaran.
Penutup
Meningkatkan tingkat literasi di masyarakat adalah tanggung jawab bersama.
Kita semua dapat berkontribusi dengan berbagai cara, seperti:
- Membaca buku dan artikel.
- Menulis blog atau artikel.
- Berbicara tentang pentingnya literasi.
- Menjadi relawan di perpustakaan atau program literasi.
- Mendorong anak-anak untuk membaca.
Dengan meningkatkan tingkat literasi, Kita dapat membangun masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan kreatif.
Demikianlah ulasan di atas mengenai Mengenal Literasi, Mitos atau Fakta? yang dapat Admin bagikan kepada Anda semua, semoga dapat bermanfaat.
Terima Kasih.
Selamat Belajar Daring.
Posting Komentar untuk "Mengenal Literasi, Mitos atau Fakta?"